Sejak pagi hingga malam, agenda demi agenda dijalani tanpa
jeda panjang. Mulai dari gotong royong di pembangunan Pondok Pesantren Al
Insyirah, hingga tadzkiratul maut di Desa Balangpesoang, Bulukumpa, semua
dijalani sebagai wujud pengabdian kepada umat.
Berikut 9 agenda penyuluhan yang dijalani:
- Gotong royong di pembangunan Ponpes Al Insyirah.
- Konsultasi dengan Kepala KUA Bontobahari terkait rencana Maulid Akbar tingkat kecamatan.
- Pelatihan Jarak Jauh (PJJ) Kemasjidan.
- Mendampingi Workshop Fundraising.
- Konsultasi dengan Camat Bontobahari terkait Maulid Akbar tingkat kecamatan.
- Mengisi pengajian rutin Majelis Taklim Fathul Yaqin Tanahberu.
- Konsultasi dengan Ketua Pengurus Besar Masjid Fathul Yaqin Tanahberu terkait Maulid Nabi Muhammad SAW.
- Konsultasi online tanah wakaf di Kecamatan Gantarang.
- Dan terakhir Insya Allah Tadzkiratul Maut di Desa Balangpesoang, Kecamatan Bulukumpa.
Dalam perjalanannya, Abd. Halim Amsur mengingatkan bahwa
dakwah bukan hanya berbicara di mimbar, tetapi juga hadir dalam kerja nyata,
menebar manfaat di berbagai lini kehidupan umat.
“Kalau niat kita lillah, maka segala lelah akan bernilai ibadah.
Penyuluh agama harus siap hadir di tengah masyarakat, meski tenaga terkuras,
insyaAllah Allah-lah yang mengganti,” ujarnya dengan penuh semangat.
Semangat pengabdian ini menjadi inspirasi bahwa peran
penyuluh agama bukan sekadar rutinitas, tetapi sebuah perjuangan yang
menghubungkan umat dengan nilai-nilai Islam, sekaligus menguatkan peradaban
dari masjid hingga pesantren.