Salah satu tokoh pemuda dan aktivis asal Kajang, Suandi Bali, memanfaatkan momen "Ngopi Bareng Bersama Jurnalis" tersebut untuk menyuarakan keresahan masyarakat adat. Ia menyoroti adanya gugatan terhadap Hutan Adat yang selama ini menjadi identitas dan jantung kehidupan masyarakat Kajang.
Dalam pernyataannya, Suandi mendesak pemerintah daerah dan seluruh pemangku kebijakan untuk tidak menutup mata. Ia berharap adanya kolaborasi serius untuk melahirkan solusi konkret atas sengketa yang terjadi.
"Kami berharap pemerintah atau pemangku kebijakan agar bersama-sama memikirkan untuk melahirkan solusi atas persoalan ini. Polemik Hutan Adat ini bukan masalah sepele, ini menyangkut hajat hidup orang banyak," tegas Suandi Bali.
Apresiasi untuk Inisiator dan Forkopimda
Selain menyampaikan aspirasi, Suandi juga memberikan apresiasi tinggi kepada penyelenggara kegiatan. Menurutnya, Iswanto dari media Publikasi sebagai inisiator acara telah menunjukkan kepekaan sosial yang nyata di tengah minimnya ruang diskusi publik.
"Keresahan dan persoalan yang dihadapi hari ini, sepertinya hanya Publikasi yang memikirkan. Jadi, ini sangat perlu mendapat apresiasi," ujarnya.
Tak lupa, ia juga mengucapkan terima kasih atas kehadiran jajaran pimpinan Forkopimda Kabupaten Bulukumba yang bersedia duduk bersama mendengarkan aspirasi pemuda dan jurnalis di penghujung tahun 2025 ini.
Respon Bupati Bulukumba
Menanggapi aspirasi tersebut, Bupati Bulukumba, Andi Muchtar Ali Yusuf (Andi Utta), memberikan respon positif. Terkait isu agraria yang menjadi isu sentral di Kajang, Andi Utta menegaskan bahwa dirinya sangat memahami apa yang dirasakan oleh warga Kajang.
Meski tidak menjabarkan strategi teknisnya di forum terbuka tersebut, Andi Utta memberikan sinyal kuat bahwa ia telah menyiapkan langkah penyelesaian.
"Persoalan di Kajang tidak perlu saya sampaikan di sini, saya punya cara sendiri," ungkap Andi Utta.
Pernyataan singkat ini dimaknai sebagai bentuk empati mendalam, di mana apa yang dirasakan oleh warga Kajang juga turut dirasakan oleh Bupati, serta komitmen diam-diam untuk menyelesaikan masalah tanpa kegaduhan berlebih.
Dialog Refleksi Akhir Tahun ini diharapkan menjadi jembatan komunikasi yang efektif antara masyarakat, aktivis, dan pemerintah dalam menyongsong tahun 2026 dengan penyelesaian masalah yang lebih baik.



