SIMPULINDONESIA.com_Bontobahari – Penyuluh Agama KUA Bontobahari, Abd. Halim Amsur, hadir mendampingi jalannya Workshop Fundraising yang diikuti puluhan utusan masjid dan pondok pesantren dari Kabupaten Bulukumba dan Sinjai. Kegiatan yang fokus pada penggalangan dana pembangunan masjid dan pesantren ini digelar sehari penuh di Masjid Kapal Munzalan, Selasa (09/09/2029).
Workshop ini merupakan angkatan kedua, setelah sebelumnya
sukses diselenggarakan di Pesantren Hidayatullah Bone beberapa bulan lalu.
Kehadiran para peserta diharapkan menjadi bekal penting dalam mengelola
strategi penggalangan dana secara efektif dan berkelanjutan demi mewujudkan
pembangunan rumah ibadah dan lembaga pendidikan Islam.
Adapun narasumber yang dihadirkan adalah para praktisi di
bidangnya masing-masing, yakni:
- Muslim Bahar, perintis Masjid Pinisi Al-Mutahabbun yang dibangun menyerupai kapal pinisi dengan nilai pembangunan mencapai ratusan juta rupiah.
- H. Kardi, pengasuh Masjid Kapal Munzalan yang dikenal mampu memberdayakan umat dengan pengelolaan dana hingga Rp50 juta per bulan melalui berbagai program sosial dan keagamaan. Ia membahas tentang pergerakan.
- Om Ferdy, seorang desainer yang telah lama berkecimpung di dunia multimedia dan membagikan pengalaman bagaimana branding dan visualisasi dapat menunjang suksesnya fundraising.
Dalam pendampingannya, Abd. Halim Amsur menekankan
pentingnya keterlibatan aktif masyarakat dalam mendukung pembangunan masjid dan
pesantren. Menurutnya, fundraising bukan hanya sekadar mengumpulkan dana,
tetapi juga menggerakkan partisipasi umat dan membangun kesadaran kolektif
untuk memakmurkan masjid serta mencetak generasi Qur’ani melalui pondok
pesantren.
“Masjid dan pesantren adalah pusat peradaban umat. Dengan
pengelolaan fundraising yang baik, insya Allah pembangunan bisa berjalan lancar
dan memberi manfaat luas,” ungkapnya.
Para peserta menyambut antusias materi dan praktik yang
diberikan. Mereka menyadari bahwa kemampuan menggalang dana dengan cara yang
profesional dan amanah akan sangat menentukan keberlangsungan program
pembangunan yang sedang dan akan dijalankan.
Kegiatan ini menambah semangat para utusan masjid dan pondok
pesantren untuk pulang membawa ilmu, sekaligus menjadi penggerak di daerah
masing-masing. Dengan semangat kebersamaan, diharapkan model fundraising yang
dipelajari dapat diaplikasikan secara nyata untuk mempercepat terwujudnya
sarana ibadah dan pendidikan Islam di Bulukumba, Sinjai, maupun daerah lain.




