Program ini bertujuan untuk mengangkat potensi lokal berupa tanaman jeruju yang tumbuh subur di kawasan mangrove desa, namun selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Padahal, daun jeruju mengandung senyawa alami seperti flavonoid, tanin, dan saponin yang dikenal memiliki khasiat antioksidan, antiinflamasi, dan antibakteri, sehingga sangat cocok dijadikan sebagai bahan dasar produk teh herbal.
Tujuan utama dari program ini adalah memberikan edukasi sekaligus pelatihan kepada masyarakat tentang cara mengolah daun jeruju menjadi teh herbal yang sehat, sederhana, dan bernilai ekonomis. Program ini sekaligus menjadi sarana pemberdayaan masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya alam sekitar secara mandiri dan berkelanjutan.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin mengajak masyarakat melihat potensi yang selama ini belum tergali dan memanfaatkannya sebagai peluang ekonomi sekaligus peningkatan kesehatan keluarga,” ujar Salwa Aurelia, mahasiswa penanggung jawab program.
Kegiatan dimulai dengan sosialisasi terkait manfaat daun jeruju dari aspek ilmiah dan tradisional, untuk membekali masyarakat dengan pemahaman dasar sebelum praktik. Proses dilanjutkan dengan demonstrasi teknis pengolahan daun, mulai dari pemilihan daun yang layak, pencucian bersih, pengeringan secara alami selama beberapa hari, hingga pengemasan produk teh herbal dalam bentuk celup yang higienis dan siap konsumsi.
Diketahui, Program ini dilaksanakan di bawah bimbingan dan pemantauan akademik dari Dosen Pendamping Kegiatan, Dr. Ir. Sulaeha, S.P., M.Si., sebagai bagian dari pengabdian masyarakat yang berkelanjutan. Kegiatan ini digagas dan dijalankan oleh Salwa Aurelia, mahasiswa Ilmu Kelautan, bekerja sama dengan masyarakat, pemerintah desa, serta rekan-rekan KKNT 114 di Desa Pasimarannu.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Desa Pasimarannu, A. Syamsyul Bachri R., S.IP. yang turut mengapresiasi inisiatif para mahasiswa KKN dalam memanfaatkan tanaman yang selama ini dianggap liar menjadi produk yang bernilai.
Olehnya itu program ini diharapkan tidak berhenti saat masa KKN berakhir. Melalui pelatihan dan panduan sederhana yang telah disampaikan, masyarakat diharapkan dapat memproduksi teh herbal jeruju secara mandiri dan mengembangkannya sebagai usaha rumahan yang berkelanjutan.
“Dengan pengolahan yang sederhana, tanaman yang sebelumnya dianggap tidak berguna kini bisa menjadi produk yang bernilai dan berdampak nyata bagi kesejahteraan warga,” tutup Salwa.
Citizen reporter: SA