Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Penyuluh Agama Bulukumba Ikuti Workshop Pemetaan Permasalahan Layanan Keagamaan di Makassar, Ini Orangnya?

Selasa, 12 Agustus 2025 | 14.09 WIB Last Updated 2025-08-12T07:11:29Z

SIMPULINDONESIA.com_
Makassar – Suasana hangat menyelimuti ruang pertemuan Hotel Dalton Makassar, Minggu (10/8/2025) pagi. Para penyuluh agama dari berbagai penjuru Sulawesi Selatan duduk rapi, menyimak materi yang akan menjadi bekal penting bagi peningkatan kualitas layanan keagamaan di daerah mereka.

 

Di antara 90 peserta yang hadir, tiga penyuluh agama dari Kabupaten Bulukumba turut ambil bagian. Mereka adalah Muhammad Arsyad (Penyuluh Agama KUA Kajang), Asma Ramadhani (Penyuluh Agama KUA Ujung Bulu), dan Abd. Halim Amsur (Penyuluh Agama KUA Bontobahari). Ketiganya datang membawa semangat untuk belajar dan berbagi, demi memberikan layanan keagamaan yang lebih baik bagi masyarakat Bulukumba.

 

Workshop yang berlangsung 10–12 Agustus 2025 ini diinisiasi oleh Subdit Bina Penyuluh Agama Islam Kementerian Agama RI. Selain di Sulsel, kegiatan serupa rencananya akan digelar di tiga provinsi lain. Sulsel menjadi provinsi pertama yang dipercaya menggelar agenda penting ini, dengan peserta dari 24 kabupaten/kota..

 

Kepala Subdirektorat Bina Penyuluh Agama Islam, Dr. H. Jamaluddin M. Marki, dalam laporannya menjelaskan bahwa workshop ini memiliki tiga tujuan utama: mengidentifikasi layanan keagamaan yang ada, mengembangkan strategi, serta menyusun rencana aksi penguatan layanan keagamaan masyarakat.

 

“Hasil workshop ini akan menjadi bagian dari program yang dilaporkan ke Bappenas. Kita ingin memastikan setiap langkah perbaikan layanan keagamaan terdokumentasi dan terintegrasi dengan perencanaan nasional,” tegasnya.

 

Sementara itu, H. Mulyadi dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta. “Atas nama pribadi, saya mengucapkan terima kasih atas kepercayaan ini. Dari tiga provinsi yang terpilih, salah satunya adalah Sulawesi Selatan,” ujarnya. Ia berharap para penyuluh dapat memetakan secara tepat permasalahan layanan keagamaan di wilayah masing-masing, sekaligus membantu mencegah kesalahpahaman publik, seperti tudingan intoleransi yang sempat mencuat di salah satu kota di Sulsel.

 

Kepala Seksi Bimas Islam Kemenag Bulukumba, Syafruddin, mengaku bangga atas partisipasi para penyuluhnya. “Kami berharap ilmu yang diperoleh dapat menjadi bekal dalam melaksanakan tugas di lapangan. Semoga manfaatnya terasa langsung oleh masyarakat ketika mereka kembali ke Bulukumba,” tuturnya.

 

Salah satu peserta, Muhammad Arsyad, menyampaikan rasa terima kasihnya atas kesempatan yang diberikan. “Terima kasih telah merekomendasikan saya mengikuti kegiatan ini. Ini adalah salah satu usaha agar Bulukumba tetap aman dan damai dalam kebhinnekaan. Tentu bukan sekadar kami dibekali ilmu, tetapi juga diharapkan adanya kolaborasi, termasuk lintas sektoral, agar tujuan bersama dapat terwujud,” ungkapnya.

 

Bagi para penyuluh, tiga hari di Makassar ini bukan sekadar menghadiri workshop, tetapi juga kesempatan memperluas wawasan, membangun jejaring, dan memperkuat komitmen untuk terus menghadirkan layanan keagamaan yang ramah, inklusif, dan solutif.

 

×
Berita Terbaru Update