-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Iklan

Beolejongpenyu, Pusat Pelestarian dan Edukasi Penyu di Manggarai Barat

Rabu, 30 November 2022 | 19.37 WIB | 0 Views Last Updated 2022-11-30T12:37:43Z


Foto: Dokumentasi kegiatan Pokmaswas dan IPPK. 


Simpulindonesia.com_ LABUAN BAJO,- Desa Nanga Bere, Kecamatan Lembor Selatan, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT); kini dikenal sebagai pusat pelestarian dan edukasi Penyu. Sebab, sepanjang pantai diwilayah ini merupakan tempat pendaratan dan peneluran penyu.


Menurut kisah Fadil Mburaq, ketua Ikatan Pemuda Peduli Konservasi (IPPK) menjelaskan bahwa, Sejak dahulu masyarakat setempat mempunyai kebiasaan mengambil telur dan daging penyu untuk dikonsumsi atau diperjualbelikan. Namun, seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, lahirlah kesadaran kolektif untuk melestarikannya.


"Dahulu masyarakat mempunyai kebiasaan mengambil telur dan daging penyu untuk dikonsumsi. Namun sekarang sudah menyadari untuk melestarikannya". Kisah Fadil sapaanya, saat diwawancarai media ini pada Senin 28 November 2022.




Ia  menyampaikan bahwa, semenjak terbentuknya Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu pada Tahun 2014, Wilayah perairan desa Nanga Bere termasuk dalam beberapa zona kawasan konservasi yaitu Zona Inti, Perikanan dan pariwisata. 


"Semenjak terbentuknya TNP Laut Sawu tahun 2014, Wilayah kami masuk dalam dibeberapa zona konservasi yakni: Zona inti, perikanan dan periwisata". Jelasnya.


Mendukung keberadaan TNP Laut Sawu, masyarakat setempat membentuk kolompok  Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) dengan nama Pokmaswas Bangko Bersatu. Kelompok ini selanjutnya melaksanakan berbagai kegiatan seperti penanaman mangrove, kegiatan edukasi pelestarian penyu, dan lain-lain.


Memasuki tahun 2021, kaum muda Nanga Bere membentuk sebuah komunitas dengan nama Ikatan Pemuda Peduli Konservasi (IPPK). Melalui komunitas ini upaya pelestarian dan edukasi Penyu digencarkan dan menjadi konsentrasi.


"kegiatan pelestarian penyu dimulai dengan kegiatan monitoring sepanjang pantai untuk melihat jejak pendaratan dan peneluran penyu. Selanjutnya, memindahkan telur ke penangkaran semi alami yang dibangun secara swadaya oleh Pokmaswas Bangko Bersatu dan IPPK." Papar Fadil.


"Kami telah membangun Demplot permanen dikampung Bangko. Demplot tersebut terdiri dari rumah dan bak   peneluran dan pemeliharaan penyu yang baru menetas sebelum dilepasliarkan." Lanjutnya.


Pihaknya juga berupaya membangun komunikasi dengan berbagai pihak untuk mendapatkan dukungan. Seperti  dari Pertamina Foundation mendapat dana CSR guna untuk membangun fasilitas penunjang.


"Kami berupaya mencari dukungan dana untuk pembangunan infrastruktur penunjang lainnya, Juga terus membangun komunikasi baik dengan pemerintah desa, pemerintah daerah dan instansi terkait terutama berkaitan dengan anggaran dan kebijakan (regulasi)." Tegas Fadil.


Pusat pelestarian dan edukasi Penyu ini diberi nama "Beolejongpenyu". Nama ini terdiri dari dua kata dalam bahasa Manggarai yaitu "Beo" berarti Kampung, "Lejong" berarti singga. Beolejongpenyu berarti kampung persinggahan penyu.


Reporter: Bofas

Iklan

×
Berita Terbaru Update