Terkait peristiwa tersebut, dua orang diduga pelaku sudah berhasil diamankan. Salah satu di antaranya Hasan Basri (33), alias Abas warga Kabupaten Ogan Kemering Ulu (OKU) Sumatra Selatan, yang diduga sebagai pelaku utama.
Pelaku telah dibekuk Tim Gabungan Jatanras Polda Babel dan Polda Sumsel, Senin (11/8/2025) siang di salah satu rumah makan di Kecamatan Kalidoni, Kota Palembang.
Untuk saat ini terduga pelaku yang tak lain adalah penjaga kebun korban, sudah berada di Mapolda Bangka Belitung untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Pemimpin Redaksi Okeyboz.com, Dodi Hendriyanto mengatakan, dengan tertangkapnya Hasan akan membuka motif kasus tersebut secara terang benderang.
Dodi juga berharap agar pihak kepolisian melakukan pemeriksaan mendetil dan mendalam terhadap para terduga tersangka.
"Saya sebagai rekan kerja almarhum mengapresiasi dan menaruh hormat sedalam-dalamnya atas kerja keras kawan-kawan kepolisian. Dalam waktu yang relatif singkat berhasil membekuk terduga pelaku. Ini tentu tak mudah. Kendati demikian saya sangat berharap agar kasus ini diusut secara menyeluruh dan terang benderang," ujar jurnalis senior yang akrab disapa Bang Doi ini, Selasa (12/8/2025).
Bang Doi berharap penuh agar kasus tersebut diusut tuntas, tentu bukan tanpa alasan. Karena menurut mantan Redaktur Pelaksana (Redpel Bangka Pos Group (Kelompok Kompas Gramedia) ini, sebelum peristiwa pembunuhan terjadi, ada serangkaian kejadian janggal yang dialami oleh almarhum Adityawarman baik langsung maupun tak langsung.
"Almarhum sempat cerita ke saya jika sekitar akhir bula Juli kemarin (tanggal 27 Juli atau 28 Juli) malam, dia didatangi oleh orang tak dikenal dengan penampilan rapi dan tegap di kediamannya. Orang-orang ini mengaku para penambang timah dan bermaksud berdiskusi soal kasus tambang yang sedang gencarnya menjadi topik berita Okeyboz.com. Dari segi penampilan orang-orang tadi, kata almarhum, tak nampak seperti lazimnya warga biasa yang berprofesi sebagai penambang," ungkap Bang Doi yang juga pendiri Okeyboz.com dan menjadi Pemimpin Redaksi di sejumlah media online ini.
Selain pernah didatangi oleh sejumlah orang yang mengaku penambang, lanjut Bang Doi, beberapa hari sebelum kejadian, rumah kediaman Aditya Warman, seperti diawasi oleh sekelompok orang.
"Menurut pengakuan beberapa tetangga korban, beberapa hari sebelum peristiwa pembunuhan, saat larut malam ada sejumlah orang yang terlihat mondar-mandir seperti sedang mengawasi rumah korban. Kejadian ini berlangsung beberapa malam. Untuk memastikan apakah ini ada kaitan dengan peristiwa pembunuhan itu, polisi bisa cek CCTV di seputar rumah korban. Beberapa warga bilang siap CCTV mereka diperiksa jika memang dibutuhkan polisi," ungkap Bang Doi.
Lanjut Bang Doi, rapinya pelarian Hasan Cs meninggalkan Pulau Bangka dengan menggunakan mobil milik korban, juga menjadi alasan jika kasus ini diduga tak sekadar motif curas.
"Saya tahu dengan Hasan ini karena saya sering bertemu di kebun almarhum. Kalau tidak dibantu oleh seseorang
(aktor intelektual) Tak mungkin secepat dan semulus itu mereka bisa bawa mobil dan kabur keluar Pulau Bangka.
Apalagi kabarnya, keberangkatan mereka ini lewat aplikasi online. Sebagai penjaga kebun, saya pikir Hasan tak sepintar itu, atau paling tidak, kita duga ada yang mengajari," jelas Bang Doi.
Bang Doi meminta aparat kepolisian tidak mengabaikan fakta-fakta sebagaimana ia ungkapkan tersebut. Ini patut dilidik," tegas Bang Doi.
Ia menambahkan, jauh sebelum kejadian pembunuhan tersebut, dirinya pernah menasihati almarhum Aditya Warman agar bersikap waspada terhadap penjaga kebun, Hasan.
"Entah sejak awal dia bekerja dengan Aditya, saya sudak tak sereg dengan orang ini. Naluri saya bilang kalau dia (Hasan) ini bukan orang baik-baik. Saya sampaikan ini ke Aditya. Tapi almarhum menanggapi santai saja," ungkap Bang Doi.
Jangan Berhenti Suarakan Kebenaran
Harapan senada juga disampaikan oleh sahabat almarhum Adityawarman yang juga salah seorang pendiri Okeyboz.com, Ichsan Mokoginta Dasin.
Ichsan yang saat ini sebagai Redaktur Eksekutif Trasberita.com mengatakan, jika kasus pembunuhan terhadap Aditya Warman, bukan sekadar kasus curas.
"Naluri saya mengatakan jika peristiwa terbunuhnya sahabat kami Aditya ini bukan kriminal biasa. Tidak berhenti di kasus curas saja," katanya.
Mantan Redatur Budaya sekaligus penanggung jawab Desk Kriminal Harian Pagi Bangka Pos ini mengungkapkan bahwa beberapa bulan terakhir Adityawarman sering mengangkat sejumlah kasus besar terkait tambang dan kasus lainnya.
"Ada tidaknya kaitan peristiwa pembunuhan dengan tugas-tugas beliau sebagai jurnalis, polisi kami harap tak mengabaikan fakta-fakta ini. Bisa jadi 'panasnya' pemberitaan yang dibuat, menjadi penyulut. Dan, Hasan, hanya 'penyambung' tangan saja. Tapi apapun hasilnya, kita hormati kerja keras polisi. Insya Allah mereka (polisi) akan kerja maksimal. Hanya saja sebagai warga, terlebih sahabat korban, tentu tak ada salahnya jika kami berharap dan memberi masukan," ujar Ichsan yang pernah menjadi korban kekerasan dan disirami air keras oleh orang tak dikenal di kediamannya, pada bulan November 2023 lalu.
Ichsan mengatakan peristiwa yang menimpa Adityawarman adalah bukti jika profesi wartawan sangat berisiko. Lembaga pers, pemerintah dan APH patut memberikan perlindungan maksimal terhadap para pekerja pers.
"Saya sudah alami itu. Diancam dibunuh pun sudah berkali-kali. Teror dan lain-lain sudah biasa. Terakhir disirami air keras oleh orang tak dikenal. Ini risiko kita sebagai insan pers," katanya.
Kendati demikian, lanjut Ichsan, sebesar apapun risiko itu, tak harus membuat insan pers takut dan berhenti menyuarakan kebenaran.
"Waspada itu harus. Tapi jangan takut. Apalagi berhenti menyuarakan kebenaran. Percayalah, masih banyak masyarakat bergantung pada kita untuk menyuarakan kebenaran itu. Adapun serentetan perbuatan tak terpuji yang dilakukan oleh oknum, itu hanya bagian kecil dari dilema dan tantangan pers ke depan," tutup nama pena dari Amang Ikak ini. (Aimy)
Sumber : Bang Doi Transbetita.