![]() |
Gambar: Syafruddin Mualla (Ketua KADIN Bulukumba) |
Menurut Syafruddin, Bulukumba memiliki kekayaan sumber daya pertanian, kelautan, dan peternakan yang selama ini belum dimaksimalkan secara industri. Ia menyebut, kehadiran kawasan agroindustri terpadu akan menciptakan ekosistem ekonomi baru dari hulu hingga hilir — mulai dari produksi, pengolahan, hingga distribusi.
“Sudah saatnya Bulukumba bertransformasi dari daerah penghasil bahan mentah menjadi pusat agroindustri bernilai tambah tinggi. Kita punya kelapa, rumput laut, jagung, sapi, kopi semua siap diolah jika infrastrukturnya dibangun,” ujar Syafruddin, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum KADIN Sulawesi Selatan.
Ia memaparkan bahwa kawasan agroindustri tersebut akan dirancang dalam zonasi terpadu, mencakup kawasan budidaya, pabrik pengolahan, logistik, hingga inkubator bisnis untuk UMKM dan IKM lokal. Rencana ini diharapkan dapat menciptakan lebih dari 10.000 lapangan kerja serta meningkatkan pendapatan petani dan nelayan secara signifikan.
Kawasan yang dirancang akan berlokasi di beberapa titik strategis, seperti Herlang, Kajang, Kindang, dan Bonto Bahari, sesuai karakteristik komoditas unggulan masing-masing.
Syafruddin menyebut bahwa KADIN Bulukumba telah menyiapkan proposal proyek yang akan ditawarkan kepada Pemkab Bulukumba, kementerian terkait, serta calon investor nasional dan internasional. Skema pembiayaan dapat dikembangkan melalui kemitraan pemerintah-swasta (KPBU), CSR BUMN, hingga pinjaman berbunga rendah dari lembaga pembiayaan.
“Kami siap menjembatani antara petani, nelayan, pemerintah, dan investor. Agroindustri ini bukan hanya proyek ekonomi, tapi gerakan untuk mengangkat harkat hidup masyarakat desa,” tegas Syafruddin.
Lebih lanjut, ia juga berharap dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Bulukumba agar masterplan kawasan ini masuk dalam prioritas pembangunan daerah dan terintegrasi dengan RPJMD serta RTRW.
Tentang KADIN Bulukumba
Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Bulukumba di bawah kepemimpinan Syafruddin Mualla aktif mendorong transformasi ekonomi lokal melalui pengembangan industri berbasis potensi desa, termasuk program strategis seperti OVOI (One Village One Industry), Kawasan Industri Maritim, dan Agroindustri Terpadu.