Amran, Ketua Pemuda Muhammadiyah Bulukumba |
Menurutnya, keberadaan industri porang merupakan salah satu
inovasi penting dalam meningkatkan pendapatan petani dan membuka lapangan kerja
bagi masyarakat, khususnya pemuda di Kabupaten Bulukumba.
"Bertani porang adalah cara tepat untuk meningkatkan
kesejahteraan petani. Bahkan kini, porang bukan lagi sekadar tanaman tumpang
sari, melainkan telah menjadi primadona bagi para petani karena didukung oleh
masuknya investor dan hadirnya pabrik di beberapa titik," ujar Amran pada 02 Juli 2025 kemarin di Dampang.
Diketahui, saat ini terdapat tiga pabrik porang yang
beroperasi di wilayah Polewali, Mariorennu, dan Desa Dampang. Industri ini
disebut telah menyerap tenaga kerja lokal dalam jumlah signifikan.
"Sebagai contoh, pabrik porang di Desa Dampang
mempekerjakan lebih dari 100 anak muda yang sebelumnya menganggur. Mereka
bekerja hanya delapan jam per hari dengan penghasilan di atas tiga juta rupiah
per bulan. Ini dampak nyata yang positif, sangat disayangkan jika ada oknum
yang mencoba menggagalkan upaya ini," tegasnya.
Amran mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya pemuda,
untuk mendukung keberadaan pabrik porang dengan tetap mengedepankan kontrol dan
solusi positif terhadap segala permasalahan yang mungkin muncul. Terkait dengan
kelengkapan dokumen lingkungan seperti IPAL dan AMDAL.
Ia menegaskan bahwa hal tersebut merupakan tanggung jawab
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK).
"Saya kira ini tugas DLHK untuk mempercepat proses
perizinan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Di sisi lain, saya mendorong
para pelaku usaha untuk terus berinovasi, misalnya dengan mengolah limbah
menjadi kompos atau pupuk organik cair yang bermanfaat bagi petani,"
paparnya.
Kesempatan tersebut Amran menekankan pentingnya pembentukan
asosiasi petani porang agar keberadaan industri ini dapat memberi nilai tambah lebih
besar di tingkat lokal.
"Saat ini petani sudah merasakan manfaatnya. Mereka
tinggal memilih pabrik untuk menjual hasil panennya. Tapi kedepan, asosiasi ini
penting agar tidak ada lagi petani yang harus mengekspor porang mentah keluar
daerah. Kita sudah punya pabrik sendiri," jelasnya.
Ia turut mengingatkan para pengusaha untuk memperhatikan
aspek keselamatan dan kesejahteraan karyawan demi terwujudnya hubungan kerja
yang sehat dan saling menguntungkan.