Dalam sambutannya, penerima penghargaan menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas apresiasi yang diberikan. Ia menegaskan bahwa penghargaan tersebut bukan hanya miliknya pribadi, tetapi merupakan bentuk pengakuan bagi seluruh perempuan Indonesia yang terus bekerja, berkarya, dan berjuang di berbagai bidang.
Berangkat dari perjalanan sederhana di Batam, ia menekankan bahwa setiap perempuan memiliki potensi besar untuk bersinar. Pengalamannya dalam menggerakkan literasi, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat menjadi landasan kuat dalam menyuarakan pentingnya akses pendidikan yang berkeadilan.
> “Pendidikan dan literasi adalah jembatan harapan bagi generasi penerus bangsa,” ujar Karina Rasmita. Ia menambahkan bahwa pendidikan bukan hanya soal kemampuan membaca dan menulis, melainkan juga pembentukan karakter, kemampuan berpikir, serta nilai-nilai kemanusiaan.
Di hadapan para tokoh dan peserta yang hadir, Karina Rasmita menyampaikan tiga pesan utama:
1. Setiap perempuan dapat menjadi agen perubahan, tanpa memandang latar belakangnya.
2. Pendidikan adalah kunci membangun generasi yang bijak dan beradab, bukan sekadar proses akademis.
3. Solidaritas perempuan mampu menciptakan dampak yang luas, sebab perempuan yang memberdayakan perempuan lainnya akan melahirkan efek berantai yang besar.
Mengangkat semangat “Satu Perempuan Menginspirasi Seribu Generasi”, Karina Rasmita mengajak seluruh perempuan Indonesia untuk berani bermimpi dan memulai langkah perubahan, sekecil apa pun.
Karina Rasmita mendedikasikan penghargaan tersebut untuk semua perempuan yang telah berkontribusi dalam ruang-ruang publik maupun domestik — para ibu, guru, aktivis, pekerja, dan perempuan yang berjuang dalam diam.
Acara penganugerahan malam itu tidak hanya menjadi panggung apresiasi, tetapi juga momentum memperkuat komitmen bersama dalam mewujudkan pendidikan dan pemberdayaan perempuan di Indonesia.
(Ysf)



