Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Gelombang Aksi Mahasiswa Babel, Ribuan Massa Kepung DPRD, Tuntut Reformasi Nyata

Selasa, 02 September 2025 | 10.29 WIB Last Updated 2025-09-02T03:29:59Z


SIMPULINDONESIA.com_ BANGKA BELITUNG,- Ribuan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Bangka Belitung Menggugat ini turun ke jalan melakukan aksi demonstrasi besar-besaran di depan Kantor DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Senin (1/9/2025) siang.

Dalam aksi ini melibatkan berbagai organisasi mahasiswa seperti PMII, GMNI, HMI Cipayung, serta BEM dari kampus-kampus se-Babel, termasuk UBB, STAIN, STIPOL Pahlawan 12, dan sejumlah perguruan tinggi lainnya.

Demonstrasi ini berlangsung sejak siang hingga malam hari, lautan mahasiswa memadati kawasan perkantoran DPRD Babel. 

Spanduk dan poster dengan tulisan bernada protes membentang di tangan massa. Hastag #IndonesiaBerduka, #BangkaBelitungMelawan, hingga #ReformasiBangkaBelitung menjadi penanda keresahan yang mereka bawa ke ruang publik. 

Semua itu menggambarkan kekecewaan yang kian menumpuk terhadap kondisi bangsa maupun daerah yang dianggap jauh dari semangat reformasi.

Dalam orasi yang lantang, perwakilan mahasiswa menyebut gedung DPRD sebagai “gedung pengkhianat rakyat”. Pernyataan itu sontak memicu sorak dukungan massa. 

Mereka berkumpul karena satu keresahan yang sama. Karena berkali-kali mereka turun ke jalan, berkali-kali pula janji manis disampaikan. Namun pada kenyataannya. rakyat selalu dikorbankan.

“Hari ini kita berkumpul karena satu keresahan yang sama. Berkali-kali kami turun ke jalan, berkali-kali pula janji manis disampaikan. Tapi kenyataannya, rakyat selalu dikorbankan,” sebut salah satu orator dari BEM Babel yang mendapat tepuk tangan gemuruh.

Tuntutan mahasiswa tidak hanya sebatas isu lokal. Mereka juga menyerukan agar pemerintah bertanggung jawab atas berbagai persoalan nasional, terutama menyangkut jatuhnya korban jiwa akibat kebijakan yang dinilai tidak berpihak kepada rakyat. 

“Kita meminta pemerintah provinsi tidak hanya diam, tetapi juga bersuara dan berpihak pada penderitaan rakyat,” ujar seorang mahasiswa lain dengan suara bergetar.

Aksi berlangsung dengan pengawalan ketat aparat kepolisian. Barikade pengamanan dipasang di sekitar pagar DPRD untuk mengantisipasi kericuhan. 

Meski demikian, massa menegaskan bahwa aksi mereka murni damai, sebuah perlawanan moral yang dibangun atas keresahan bersama.

Situasi sempat memanas ketika Ketua DPRD Babel, Didit Srigusjaya, bersama sejumlah anggota dewan turun langsung menemui mahasiswa hanya di depan pagar gedung. 

Meskipun kehadiran ini dianggap sebagai bentuk respons, sebagian besar mahasiswa menilainya hanya sebatas formalitas saja.

“Kami sudah terlalu sering dijanjikan, yang kami butuhkan adalah aksi nyata, bukan sekadar kata-kata,” ujar salah seorang peserta aksi dengan nada tajam.

Demonstrasi kali ini menjadi catatan penting bagi perjalanan demokrasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 

Ribuan mahasiswa yang kompak turun ke jalan membuktikan bahwa keresahan publik di provinsi ini tidak bisa dipandang sebelah mata. 

Simbol-simbol perlawan mulai dari spanduk, lantang orasi, hingga pekikan “Reformasi Bangka Belitung” menjadi pengingat bahwa generasi muda tak segan berdiri di garis depan untuk memperjuangkan keadilan dan masa depan yang lebih bermartabat.

Aksi ini juga mengirim pesan kuat kepada para pemangku kebijakan: legitimasi kekuasaan tidak datang dari kursi empuk atau kata manis, melainkan dari keberanian memenuhi tuntutan rakyat. 

Jika suara mahasiswa terus diabaikan, bukan tidak mungkin gelombang perlawanan yang lebih besar akan kembali mengguncang.

Dengan demikian, demonstrasi ini bukan sekadar ekspresi protes, tetapi juga momentum yang menegaskan peran strategis mahasiswa sebagai pengawal nurani rakyat. 

Sebuah pesan lantang dari Pangkalpinang untuk Bangka Belitung, bahkan untuk Indonesia: reformasi belum usai, dan janji kosong tak lagi punya tempat. (Aimy/KBO Babel)
×
Berita Terbaru Update