-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Iklan

3 Wartawan Media Online Mendapat Tindakan Kekerasan & Intimidasi Dari Pengurus Ponton

Sabtu, 13 Mei 2023 | 20.40 WIB | 0 Views Last Updated 2023-05-13T13:58:16Z



SimpulIndonesia.com_ Sungailiat-- Sebanyak 3 orang wartawan media online yang berbeda bertugas di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mendapatkan tindakan kekerasan dan intimidasi saat menjalankan kerja peliputan di wilayah Tanjung Batu Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka.


Tindakan itu, diduga dilakukan oleh sekelompok orang yang mengaku sebagai pengurus Ponton Tambang Inkonvensional (TI) pada Kamis (11/5/2023) sekitar pukul 19.00 WIB lalu.


Ketiga wartawan itu masing-masing adalahAbdul Rais dari media online Poros Indonesia.co.id,Agus dari media online Garda Tripikor News.com dan Yunus dari media online Prabu Raya.


Dari ketiga wartawan tersebut hanya Abdul Rais yang sempat mendapat pemukulan. Sedangkan kedua rekannya berhasil mengelak saat diserang dari arah depan.

 

Diketahui, berdasarkan keterangan yang diperoleh dari korban, Abdul Rais kepada SimpulIndonesia.com menyebutkan bahwa kejadian pemukulan terhadap dirinya itu dilakukan oleh satu orang pada saat dirinya bersama kedua rekannya sedang melakukan konfirmasi dengan seorang kolektor Timah yang diduga membeli timah ilegal dan juga di duga penampung minyak ilegal.


Kejadiannya begitu cepat, dimana secara mengejutkan tiba-tiba telinga sebelah kanannya di pukul seseorang dari arah belakang. 


"Saya di pukul dari arah belakang oleh orang yang tidak saya kenal dan tepat mengenai telinga sebelah kanan saya. Saat itu saya bersama teman sata sedang mewancarai kolektor timah," tutur Abdu Rais seraya menyebutkan bahwa pelaku sambil memberitahukan bahwa dirinya pengurus Ponton.


Akibat dari kejadian pemukulan itu, lanjut Rais kuping sebelah kanannya mengeluarkan darah segar. Oleh kedua temannya ia pun dibawa ke Puskesmas Belinyu sekaligus untuk melakukan visum sebagai bukti adanya penganiayaan pada dirinya. Setelah itu dilanjutkan pemeriksaan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Depati Bahrin Sungailiat.


Dikatakan Rais, saat kejadian seingatnya ada beberapa orang yang berteriak-teriak mengatakan kalian wartawan salah masuk tempat dan jangan coba-coba ada wartawan masuk ke daerah Tanjung Batu ini. Sudah ada beberapa wartawan yang pernah kesini, tapi mereka usir.


"Kalian wartawan salah masuk tempat dan jangan coba-coba ada wartawan masuk ke daerah Tanjung Batu ini. Dulu, sudah ada beberapa wartawan yang pernah kesini, tapi kami usir," tutur Rais meniru ucapan dari salah satu yang mengaku pengurus ponton.


Setelah melakukan mengeroyok, mereka pun mengusir untuk segera meninggalkan Tanjung Batu. Menghindari terjadinya hal yang lebih parah, mereka bertiga pun meninggal tempat tersebut 


Merasa di perlakuan yang tidak manusiawi dan adanya intimidasi, ketiga awak media ini membuat laporan ke Polsek Belinyu. Berhubung malam itu, ada masalah dgn komputer yang ada di polsek, ketiganya di suruh untuk datang esok hari membuat Pengaduan tentang adanya kejadian pemukulan dan intimidasi terhadap wartawan yang dilakukan oleh pengurus ponton Tanjung Batu.


"Berhubung ada masalah di komputer, jadi besok saja kalian datang lagi," ujar petugas di Polsek Belinyu.


"Keesokan harinya kami baru buat pelaporan ke Polsek Belinyu. Kami minta pelaku pemukulan agar ditindak tegas. Begitu pula terhadap para kolektor timah yang diduga ilegal beserta penampung minyak yang diduga ilegal," tukas Rais seraya menyebutkan bahwa pemukulan atas dirinya bernama Mamat.


Sementara itu, pihak Polsek Belinyu saat dihubungi SimpulIndonesia.com via hp belum ada jawaban. (Aimy).

Iklan

×
Berita Terbaru Update