KENDARI__SIMPULINDONESIA.COM,— Sejumlah mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari sukses menggelar Festival Kebudayaan sebagai wujud komitmen pelestarian budaya lokal Sulawesi Tenggara (Sultra). Kegiatan tersebut berlangsung di Ballroom IAIN Kendari, Minggu (21/12/2025).
Festival Kebudayaan ini dihadiri berbagai tokoh penting, di antaranya Ketua Kadin Kota Kendari, Wakil Dekan III Fakultas Ushuluddin dan Adab (FUAD) IAIN Kendari, perwakilan Kerajaan Moronene Poleang, Majelis Adat Kerajaan Muna (MAKN), Lembaga Pemuda Pelestari Senjata Pusaka (PUTERA), Lembaga Kebudayaan Liang Kabori Kreative, serta Angkatan Muda Bumi Anoa Sulawesi Tenggara (AMBA Sultra).
Diketahui, kegiatan ini merupakan inisiatif mahasiswa yang memiliki kepedulian tinggi terhadap pelestarian kebudayaan lokal di Sulawesi Tenggara.
Festival tersebut sekaligus menjadi ajang kolaborasi antara mahasiswa, organisasi kepemudaan, serta lembaga adat dan kerajaan yang ada di Sultra.
Berdasarkan pantauan awak media, berbagai unsur kebudayaan ditampilkan dalam kegiatan ini, mulai dari pameran benda-benda peninggalan kerajaan yang sarat nilai sejarah hingga penyelenggaraan Museum Peninggalan Kerajaan sebagai sarana edukasi bagi pengunjung.
Dalam sambutannya, Ketua Dewan Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Kendari, Febri, menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan bentuk nyata kepedulian mahasiswa terhadap kebudayaan daerah.
“Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian kami terhadap kebudayaan yang ada di Sulawesi Tenggara,” ucapnya pada Jum'at (19/12/2025).
Ia menegaskan bahwa sebagai mahasiswa IAIN Kendari, memahami dan mengenal kebudayaan lokal merupakan hal penting sebagai bagian dari identitas dan sejarah daerah.
“Sebagai mahasiswa, kita memang dipandang perlu untuk mengetahui dan memahami kebudayaan itu sendiri,” jelasnya.
Febri menuturkan bahwa proses penyebaran Islam di Sulawesi Tenggara tidak terlepas dari peran kerajaan-kerajaan lokal.
“Penyebaran Islam di Sultra, secara umum, sangat erat kaitannya dengan peran kerajaan-kerajaan lokal yang mendominasi lanskap politik pada masa itu,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Panitia yang diwakili oleh Sekretaris, Sabrina, menyampaikan bahwa Festival Kebudayaan ini memiliki nilai keilmuan yang tinggi, khususnya dalam memahami sejarah dan sistem kerajaan di Sulawesi Tenggara.
“Kegiatan ini sangat berbobot dari segi keilmuan mengenai kerajaan,” katanya.
Menurutnya, melalui kegiatan tersebut para peserta dan pengunjung memperoleh banyak pengetahuan baru terkait sejarah kerajaan di Sultra.
“Kami jadi banyak mengetahui ilmu, terutama yang berkaitan dengan kerajaan,” tambahnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada seluruh tamu undangan, khususnya para perwakilan kerajaan yang datang dari berbagai daerah untuk memeriahkan Festival Kebudayaan tersebut.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh tamu undangan, Kadin, para tokoh dan perwakilan kerajaan, terlebih yang datang dari jauh seperti Bombana dan daerah lainnya, yang telah bersemangat hadir dan memeriahkan Festival Kebudayaan ini,” pungkasnya.



